el Bashiroh
Mencerahkan Rohani Bangsa


Al Bashiroh

[ Edit ]

Majelis "Rouhah" Habib Abu Bakar Assegaf

Majlis rouhah ini dibidani oleh seorang Arifbillah Quthbul Fard Al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik. Beliau ra. mengadakan majlis rouhah ini di kediaman beliau setiap Jumat sore mulai dari pukul 16. 00 sampai 18. 30 dengan kajian kitab-kitab hadits, seperti kitab shahih Bukhori-Muslim, Tajridushshoreh, dan lain-lain. Bukan hanya itu, setiap pagi (kecuali Jumat), beliau juga menyelenggarakan majelis dengan kajian kitab Ihya' Ulumuddin. Semasa hidupnya, beliau ra. sendiri yang mengasuh majlis rouhah ini kurang lebih selama 40 tahun. Tepatnya setelah beliau ra. kholwat bersimpuh di hadirat Robbnya 'Azza wa Jalla 15 tahun lamanya. Kemudian setelah beliau meninggal dunia, rupanya kholifah beliau menambah agenda lagi, yaitu pembacaan hadrah Ba Sudan pada Selasa sore dan majelis sholawat khusus kaum Hawa pada hari Kamis.

Suasana Majelis Rouhah Habib Abu Bakar Assegaf

Tidak banyak jumlah mereka yang menghadiri majelis rouhah ini, mungkin hanya berkisar antara 40-50 orang. Namun demikian, mayoritas dari mereka adalah para habaib dan ulama senior yang datang dari luar kota. Tercatat sederet nama yang pernah menghadirinya, sebut saja Habib Alwi bin Ali Al Habsyi Solo, Habib Abu Bakar bin Husen Assegaf Bangil, Habib Salim bin Ahmad bin Jindan Jakarta, Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid Tanggul, Habib Ahmad bin Zen Al Hamid Pasuruan, dan masih banyak lagi nama-nama lain yang sekaliber mereka. Tatkala menghadiri majelis rouhah ini, red. Al Bashiroh sempat melirik setiap kepala diantara mereka yang hadir, ternyata di sana ada Habib Abdul Qodir bin Hud Surabaya. Sementara beberapa nama lain yang juga pernah menghadiri majelis rouhah ini diantaranya Habib Ali Zainal Abidin bin Hasan Baharun, Habib Segaf bin Hasan Baharun, dua saudara yang mengasuh pon. pes. Dalwa Bangil, Habib Taufiq bin Ja'far Assegaf Pasuruan, Habib Ahmad bin Husen Assegaf Bangil, Habib Muhammad bin Idrus Al Haddad Malang.

"Semenjak Habib Abu Bakar meninggal pada th. 1376 H. majelis rouhah ini diasuh oleh putera beliau Habib Ali bin Abu Bakar. Kemudian setelah jiddiy Habib Ali meninggal dunia, selain dipimpin oleh walidiy Habib Abu Bakar bin Ali, majelis rouhah ini juga diemban oleh 'ammiy al-Ustadz Husen bin Abdulloh Assegaf (Hb. Husen Potelot), salah seorang murid Habib Abu Bakar yang memang memiliki ta'alluq (jalinan bathin) yang erat dengan gurunya dan memang kami (keluarga Hb. Abu Bakar) sendiri sudah menganggap beliau sebagai bagian dari keluarga kami", kata salah seorang cicit beliau, Sy. Ahmad bin Abu Bakar bin Ali bin Abu Bakar Assegaf.

Yang unik, majelis rouhah ini boleh dibilang serupa tapi tak sama. Redaksi sendiri agak merasa heran ketika menghadirinya. Mungkin sempat bergeming, "Nggak salah apa ana hadir di sini?" (astaghfirulloh, semoga Alloh berkenan mengampuni). Pasalnya, waktu itu sistem pengajiannya berbeda dengan majelis-majelis pengajian lain yang selama ini pernah dihadiri redaksi sebelumnya. Pembacaan kitab dalam majelis rouhah ini tak ubahnya seperti tatkala kita menghadiri tadarrus al Quran di musholla atau masjid pada bulan suci Ramadhan. Usai majelis rouhah ini dibuka oleh sang pimpinan dengan membaca tartib fatihah, secara estafet kitab tersebut dibacakan oleh para hadirin dan didengarkan oleh mereka pula hingga akhir majelis.

Entah berapa banyak sudah kitab-kitab salafush-shalih yang telah dihatamkan dalam majelis rouhah ini. Kitab Ihya' misalnya, maha karya Imam Ghozali, yang menjadi bacaan wajib bagi para kaum sholihin, terlebih bagi mereka yang sedang menyelami samudera tashawwuf itu, telah beberapa kali dihatamkan dalam majelis rouhah ini. "Alhamdulillah, setiap tahunnya majelis rouhah Habib Abu Bakar ini bisa menghatamkan kitab Ihya' Ulumuddin milik Imam Ghozali. Biasanya, khatamannya diselenggarakan sehari menjelang acara haul beliau", tutur Sy. Ahmad Assegaf. Tercatat dalam manaqib (catatan sejarah) Habib Abu Bakar, bahwa beliau ra. telah menghatamkan kitab Ihya' Ulumuddin ini sebanyak 40 kali. Dan beliau telah wafat 50 tahun yang silam. Dengan demikian maka majelis rouhah ini telah menghatamkan kitab Ihya' Ulumuddin setidaknya 90 kali.

Kemudian di penghujung majelis, sang pimpinan men-_talqin_ para hadirin untuk membaca wirid berikut:

لاإله إلا الله الموجود فى كل زمان
لا إله إلا الله المعبود فى كل مكان
لا إله إلا الله المذكور بكل لسان
لا إله إلا الله المعروف بالإحسان
لا إله إلا الله كل يوم هوفى شأن
الأمان الأمان من زوال الأيمان
ومن فتنة الشيطان يا قديم الإحسان
كم لك علينا من إحسان,إحسانك القديم
يا حنان يا منان يا رحيم يا رحمان
يا غفور يا غفار إغفر لنا وارحمنا
وأنت خير الراحمين.

Kemudian ditutup dengan bersholawat pada Rasulullah keluarga dan sahabatnya.

Tentang wirid di atas, Habib Abu Bakar menerimanya langsung dari datuk beliau Al Mushthofa SAW. Sebuah sumber telah mengkisahkan bahwa suatu ketika Habib Abu Bakar mimpi melihat Rosululloh SAW. Dalam mimpi itu beliau SAW mengatakan kepada Habib Abu Bakar, "Hai anakku Abu Bakar! Ketahuilah bahwa hari ini telah meninggal dunia sejumlah orang dalam jumlah yang tidak sedikit. Mereka semua meninggal dalam keadaan suul khotimah (wal'iyadzubillah --red)". Spontan Habib Abu Bakar bertanya, "Kalau memang demikian wahai Rosululloh, berilah kami solusi terbaik yang mampu menyelamatkan kami umat ini dari petaka suul khotimah itu?".


Alamat Redaksi: Jl. Raya Raci No. 51 Bangil Pasuruan P.O. Box 08 Bangil Pasuruan Jatim Indonesia. Telp. 0343-745317/746532 Fax. 0343-741-200
e-mail redaksi_albashiroh@yahoo.co.id.